Pages

Dream, Dare, and Do

Tuesday, 7 July 2015


Hari baru telah tiba. Hari ini kita sudah memasuki 10 hari terakhir Ramadhan. Sedih rasanya karena saya sendiri merasa belum maksimal beribadah di bulan yang istimewa ini. Walaupun begitu, kita tetap harus semangat menjalankan ibadah puasa dan ibadah lainnya di 10 hari terakhir Ramdhan. Kali ini, saya mau menulis sesuatu yang sebenarnya terpikirkan sejak dua minggu yang lalu. Berhubung anaknya malas minta ampun, saya baru sempat menulis sekarang.

Saya mau tanya nih sama pembaca sekalian, berapa banyak orang di dunia ini yang mempunyai mimpi? Hayoo kira-kira bisa jawab gak? Hihihi

Jawaban gampangnya ya hampir semua penduduk dunia pasti punya mimpi. Mimpi disini adalah suatu hal yang ingin orang itu capai dan miliki. Kira-kira nih ya 6-7 miliyar orang di dunia memiliki mimpi. Sayangnya hanya sebagian orang saja yang mampu mewujudkan mimpinya.

Tidak perlu jauh-jauh, diri kita sendiri, keluarga dan teman kita pasti memilliki mimpi. Kita semua mempunyai kemampuan yang sama yaitu akal, yang sudah dianugerahkan oleh Tuhan sebagai alat untuk mewujudkan mimpi. Lantas, sudahkah mimpi kita terwujud? Saya sendiri akan menjawab belum.

Loh, kenapa ya kita yang nyatanya dibekali akal untuk berpikir belum mampu mewujudkan mimpi kita?
Setelah kita berani membuat suatu wilayah di otak dan hati kita yang bernama Dream. Kita harus mulai memikirkan, akan kemana wilayah itu bergerak. Sebagian besar dari kita pasti akan terhambat dengan hal-hal sepele. Bagaimana menggerakkannya? Sebaiknya ke arah mana ya menggerakkannya? Duh kalau cara itu salah, saya harus balik arah dong, capek pastinya. Ataupun pemikiran seperti, nanti saja deh nunggu pemetaannya matang baru jalan. Iya kalau pemetaannya dikerjakan, kalau tidak? Say bye to your dream!

Oleh karena itu, kita butuh dua hal yang penting dalam mewujudkan mimpi. Apakah itu? Selamat bertemu dengan Dare and Do. Mimpi yang kita miliki jangan cuma disimpan ditoples dan dimasukan ke dalam kulkas. Lama kelamaan mimpi tersebut akan membeku dan tidak segar lagi. Cara untuk kita bisa mewujudkan mimpi adalah berani bertindak dan mengerjakan mimpi tersebut.

Berani dalam konteks ini adalah hal yang luas. Untuk mewujudkan mimpi, kita harus berani memimpikan mimpi itu sendiri, berani mengambil tindakan, berani menghadapi kegagalan karena tidak ada satu kisah sukses tanpada kegagalan. Kalau kamu sudah berani bermimpi, yuk mulai berani untuk mengerjakannya. Berani untuk mengambil segala resiko yang ada. Jangan lupa do’a kepada Tuhan. Karena usaha tanpa do’a sama dengan bohong.

Lantas, ada pertnyaan seperti ini, kalau berani bertindak tanpa ada perencanaan yang baik, nanti gagal dong?
Iya. Benar. Saya sepakat kok dengan kalian semua yang berpikir kita perlu merencakan segala sesuatu dalam hidup kita agar kita bisa mewujudkan mimpi.  Perencanaan itu penting. Kalau mimpi ya jangan setengah-setengah (ini sih saya). Mulai susun langkah-langkah sesaat kita mulai bermimpi. Kenapa harus secepatnya dan direncanakan dengan cepat?

Sedikit berbagi pengalamn pribadi saya. Saya ini orang yang kebanyakan mikir. Apa-apa dipikirkan. Begitupun dalam hal seperti ini. Saya punya mimpi ingin menjadi penulis tapi saya tidak berani mencoba untuk menulis dengan serius. Alhasil ya ndak kecapai itu mimpi. Ini contoh kebanyakn mikir dan perencanaan yang terlalu lama itu menghambat mimpi kita. Ingat tapi ya, perencanaan dibuat bukan hanya cepat tetapi harus secara tepat juga.

Omong-omong, istirahat dulu nulisnya. Ini paragraf selingan saja. Kalau dipikir-pikir saya berasa jadi motivator. Hahaha (pssst, sebenarnya tulisan ini dibuat untuk memotivasi diri sendiri).

Balik lagi ke topik. Saya jadi ingat waktu itu pernah hadir di satu acar talkshow di kampus. Salah satu pembicaranya adalah Pak Ade, Direktur Tangan Di Atas (TDA). Ada seorang mahasiswa yang bertanya, bagaimana memulai suatu usaha? Tema waktu itu adalah mengenai bewirausaha. Pak Ade tidak menjawabnya langsung, dia berdiri, mengeluarkan uang Rp 50.000,- dan menawarkannya kepada kami, peserta. Dia bertanya “siapa yang mau uang ini?”. Kami semua serentak menjawab “saya!”. Lalu, Pak Ade kembali bertanya pertanyaan yang sama terus menerus dan kebanyakan dari kami hanya berkata “saya!”. Pak Ade tidak serta merta memberikan uang itu kepada kami sekencang apapun kami berteriak. Tahukah kalian kepada siapa uang itu diberikan? Uang itu diberikan kepada seseorang yang mau bergerak, melangkah ke panggung dan mengambil uang itu langsung dari Pak Ade. Saat itu, saya tersadar, dalam hal apapun utnuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan kita hanya perlu bergerak, ya berusaha.

Cerita itu sebagai salah satu penyadar kita cara melengkapi langkah untuk mewujudkan mimpi. Pertama kali kamu berani bermimpi, jagalah dengan baik mimpi itu. Jangan lupa buat perencanaan yang matang untuk mewujudkannya. Berani bertindak dan kita harus berani gagal. Langkah selanjutnya tentu berusaha mengerjakan hal yang mampu mewujudkan mimpi itu. Last but not least, jangan lupa berdo’a. Tuhan itu baik. Dia mau memberikan manusia apapun bahkan tanpa kita minta tapi alangkah lebih bermartabatnya kita sebagai manusia jika mampu menghargai pemberiannya dan mampu merendahkan diri, mengingat bahwa kita hanya titik kecil di muka bumi ini.

Pesan saya untuk kita semua (untuk saya sendiri juga), jangan lupa bermimpi dan teruslah bermimpi. Let’s dream, dare and do. Sekian dari saya, semoga tulisan ini bermanfaat. Kalau kata anak zaman sekarang, see you on top!


No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS