Pages

Growing Up! : Pasangan Hidup

Sunday 20 August 2017

Photo by Bethany Legg on Unsplash

Tentang pasangan hidup, topik yang tidak akan pernah habis jika terus menerus dibicarakan. Mungkin di antara kalian ada yang sudah menemukan pasangan hidup masing-masing. Mungkin juga ada yang sedang mencari pasangan hidup. Atau barangkali tidak sedikit di antara kalian yang tidak pernah terpikirkan untuk memiliki pasangan hidup.

Percaya atau tidak, saya tidak pernah pacaran. Selama 20 tahun hidup saya, saya belum memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis saya. Saya juga tidak tergoda dan terpengaruhi seruan-seruan untuk menikah muda yang sering ditemui di sosial media.

Sejujurnya dulu saya pernah sih berpikir untuk menikah muda tepatnya saat saya berumur 23 tahun. Dulu saya pernah ditanya oleh salah satu pementor saya di kampus, beliau menanyakan kapan sekiranya saya ingin menikah. Saya pun menjawab dengan sangat lugas umur 23 tahun. Bukan karena saya sudah punya pasangan atau saya ingin menikmati "indahnya" rumah tangga, saya menyebutkan angka tersebut dengan alasan bahwa saat saya berumur 23 tahun, teman-teman satu angkatan kuliah saya sudah berumur rata-rata 25 tahun. Kemungkinan besar mereka sudah menikah dan saya pikir agar lebih nyambung mengobrol dengan mereka saya juga akan menargetkan menikah pada umur 23 tahun. Selisih 2 tahun dari umur saya dengan mereka.

Itu dulu, saat saya masih berumur 17 atau 18 tahun. Seiring dengan berjalannya waktu, saya merasa pemikiran itu konyol sekali. Sekarang saya sadar menikah dan memiliki pasangan hidup bukan sekedar ikut-ikutan orang. Keputusan memiliki pasangan hidup pun seharusnya bukan karena tuntutan lingkungan.

Mencari pasangan hidup tidak semudah membeli buah segar di supermarket (walau kadang mencari buah berkualitas baik di supermarket juga susah). Bagi saya pribadi memutuskan untuk menjalin hubungan serius dan memiliki pasangan hidup sama susahnya seperti mengenali diri sendiri. Sebagian orang menganut kepercayaan bahwa pasangan hidup merupakan cerminan diri. Tidak sedikit juga yang mengamini bahwa pasangan hidup adalah pelengkap dan penutup dari kekurangan yang kita miliki.

Saya menganut yang mana? You'll find out if you read.

Sampai saat ini saya tidak memiliki gambaran diri saya yang terikat dalam suatu hubungan seperti pernikahan. Saya tidak punya target kapan menikah. Saya pikir, saya terlalu cuek dan mandiri, sehingga saya tidak begitu memikirkan kehadiran seseorang untuk menjadi pasangan hidup saya. Sampailah beberapa minggu lalu saya terlibat percakapan dengan sahabat saya. Kami membicarakan tentang masalah dan kesulitan yang kami hadapi dalam hidup hingga saya, entah bagaimana bisa, tiba-tiba saja menuliskan sebuah kalimat.

"Mungkin benar, orang-orang mencari pasangan hidup bukan untuk bersandar ketika ada masalah. Sandaran utama tetap Allah SWT, hanya saja semakin bertambah umur semakin kita sadar bahwa seseorang membutuhkan pasangan untuk sama-sama menghadapi masalah yang ada di dunia."

Kalimat yang tulis di sini sudah dalam bentuk pengubahan. Intinya, cara pandang saya tentang pasangan hidup berubah. Ketika saya memutuskan untuk memiliki pasangan hidup nantinya, berarti saya menganggap dia menjadi partner terbaik dalam mencapai berbagai tujuan, dunia maupun akhirat.

Berat. Sungguh. Menulis soal pasangan hidup saja sudah berat apalagi membina hubungan dengan seseorang sebagai pasangan hidup. Saya salut bagi mereka yang sudah memutuskan untuk memiliki pasangan hidup terutama diusia yang masih muda.

Well, itu dia sedikit pemikiran saya tentang pasangan hidup. Sepertinya jika menuliskan tentang topik ini bisa-bisa akan ada banyak part tersendiri lalu nantinya jadi book-ception haha. Anyway, semoga tulisan ini berkenan. Apapun yang buruk dari tulisan ini jangn diambil ya. Yang bagus-bagus monggo bisa dikaji lagi.

See you! Happy holiday everyone~

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS