Setiap harinya di lingkungan pertemanan, saya akan mengambil porsi menjadi sosok yang lebih sering memperhatikan dan mengamati kebiasaan setiap orang. Saya hafal setiap cerita yang teman saya ceritakan, saya tahu kebiasaan mereka, saya tahu bagaimana mereka berekspresi dan biasanya saya bisa menebak apa yang teman saya pikirkan dan inginkan.
Bukan hanya di lingkaran terdalam teman saya, bahkan dengan teman sekolah atau kampus pun begitu. Saya akan lebih hafal wajah dan nama mereka serta kerjadian kapan kami bertemu sedangkan mereka hanya tau saya sekilas atau bahkan tidak tahu sama sekali. Memang tidak selalu, tapi seringkali saya yang punya porsi lebih "memperhatikan",
Kebiasaan itulah yang sering kali membuat saya berpikir, "It's okay, gak semua orang bakalan tau soal lo kan. Semua orang gak akan memperhatikan lo sampe segitu." Pemikiran itu membuat saya terbiasa tidak terlihat. Jadinya ketika ada yang benar-benar melihat saya, saya akan dengan mudah menjadi luluh.
Saya tipikal yang mudah bercerita dengan teman dekat saya. Sejujurnya saya tidak berekspektasi mereka harus mengingat setiap detail yang saya ceritakan. Biasanya mereka akan lupa atau bingung. Misalnya saya gak suka kacang, teman saya ada yang lupa atau gak hafal dengan kebiasaan saya itu ya tidak apa-apa. Kalau mereka lupa ya wajar, nanti saya ingatkan lagi. Sesederhana itu bagi saya.
Sesuatu yang mengejutkan (lebay sih) terjadi beberapa hari lalu. Seorang teman membuat saya sangat diperhatikan. Dia ingat saya tidak suka dan tidak biasa menunggu kendaraan umum pada lokasi tertentu di sekitar kampus apalagi ketika malam hari. Dia juga bersikeras mengantarkan saya pada lokasi yang lebih "baik" untuk menunggu kendaraan umum. Walaupun alasan yang dia ungkapkan hanya karena dia gentle, saya tetap senang dia mengingat kebiasaan saya. Saya merasa diperhatikan :')
p.s : Kalau orangnya baca, iya loh saya seneng diperhatikan meski sebenernya itu agak drama dan too much. Makasih banyak ya sudah mengingat kebiasaan saya.