Entah sejak
kapan saya kepengen nulis ini tapi belum kesampean. Ini aja nulisnya
disela-sela deadline laporan magang,
logbook dan materi ujian 8 modul buat besok. Maafkan saya yang suka curhat
disetiap awal postingan. Kali ini saya mau ngebahas ikatan (halah ikatan) saya
dengan himpunan mahasiswa (hima) yang saya ikuti selama tiga tahun ini.
Buat sebagian
orang, gabung di sebuah himpunan tujuannya buat nyari pengalaman atau paling
parah buat sekedar manjang-manjangin cv *tsaah*. Saya pun begitu sebenarnya.
Awal mula ikut himpunan itu ya penasaran dan pengen punya pengalaman buat
gabung di sebuah organisasi. Rasanya kurang lengkap memasuki dunia mahasiswa
tanpa gabung di sebuah organisasi.
Tahun 2013
menjadi tahun pertama saya mengikuti organisasi kemahasiswaan. Satu tahun
pertama memang saya fokuskan untuk urusan akademik dan adaptasi lingkungan
baru. Saat itu saya mendaftar jadi anggota biro humas Himpunan Mahasiswa
Agroteknologi (Higrologi). Sedikit cerita saja, Higrologi ini bukan
satu-satunya himpunan di jurusan saya. Aneh? Iya. Singkat cerita Agroteknologi
itu merupakan program studi hasil gabungan dari jurusan budidaya, hama
penyakit, dan ilmu tanah. So, sampai
saat ini ketiga himpunan keprofesian ketiga jurusan itu masih ada. Buat yang
bingung atau penasaran boleh komen ya di bawah.
Sampai saat ini
saya sudah mengikuti tiga kepengurusan Higrologi. Mulai dari kepengurusan “percobaan”
di tahun 2012-2013, kepengurusan 2014 dan kepengurusan 2015 saat ini. Bidang
yang saya pegang pun berubah-ubah mulai dari mengurus hal-hal eksternal,
internal dan sekarang ekternal lagi.
Tiga tahun bukan
waktu yang singkat bagi saya. Perjalannanya sangat panjang. Di sini saya bertemu
dengan orang-orang yang memiliki pemikiran hebat dengan beragam. Anugerah bagi
saya karena itu pulalah yang membentuk pemikiran dan karakter saya saat ini. Saya
belajar banyak hal dari Higrologi. Dari mereka-mereka yang berjuang untuk
mempertahankan organisasi ini tetap ada. Dari mereka yang menyisihkan ego demi
kepentingan bersama. Dari mereka yang harus dijauhi hanya karena berani
berbeda. Dari mereka yang tetap berjalan meski kerikil seolah menusuk alas
kakinya.
Perjalan saya di Higrologi tidak pernah mudah.
Saya belajar
dari nol, dari titik dimana saya gak tahu birokrasi itu apa sampai sekarang
saya bisa mendampingi anggota muda untuk urusan birokrasi. Bahkan waktu 3 tahun
bagi saya masih terasa kurang karena kenyataanya masih banyak hal yang saya
tidak tahu dan tidak pahami. Bagi saya, perjalanan bersama Higrologi terasa
semakin sulit karena benturan ego kami yang ada di dalamnya.
Pernah suatu hari saya berpikir, sebenarnya apa yang membuat saya bertahan hingga tiga tahun di Higrologi? Apa saya terlalu nyaman?
Berhari-hari
saya tidak dapat menemukan jawabannya sampai sore hari-hari berikutnya saya terhibur
oleh candaan teman-teman di gedung sekretariat kami. Saya gak bisa
mendeskripsikannya dengan baik. Rasanya seperti pulang. Setiap kali bertemu
dengan mereka, mengobrol dengan mereka, saya benar-benar seperti pulang. Itu
pula yang menjadi jawaban saya mengapa selama tiga tahun ini saya tidak pernah
pergi.
Untuk saat ini,
Higrologi memang hanya himpunan mahasiswa yang masih balita. Himpunan yang
dianggap hanya milik sebagain orang. Namun saya selalu berharap Higrologi
tumbuh dengan baik dan mampu melaksanakan fungsi dan tugas himpunan mahasiswa
itu sebenarnya. Seperti apa yang ketua Higrologi tahun 2014 katakan, “Higrologi
adalah benih yang akan menjadi sebuah tanaman. Benih ini akan tumbuh dengan
baik jika pelihara dengan baik. Benih ini adalah sumber kehidupan.”
Niat yang baik selalu mendapat jalan bukan? Semoga saja.