Pages

Saya dan Higrologi

Monday 28 September 2015


Entah sejak kapan saya kepengen nulis ini tapi belum kesampean. Ini aja nulisnya disela-sela deadline laporan magang, logbook dan materi ujian 8 modul buat besok. Maafkan saya yang suka curhat disetiap awal postingan. Kali ini saya mau ngebahas ikatan (halah ikatan) saya dengan himpunan mahasiswa (hima) yang saya ikuti selama tiga tahun ini.

Buat sebagian orang, gabung di sebuah himpunan tujuannya buat nyari pengalaman atau paling parah buat sekedar manjang-manjangin cv *tsaah*. Saya pun begitu sebenarnya. Awal mula ikut himpunan itu ya penasaran dan pengen punya pengalaman buat gabung di sebuah organisasi. Rasanya kurang lengkap memasuki dunia mahasiswa tanpa gabung di sebuah organisasi.

Tahun 2013 menjadi tahun pertama saya mengikuti organisasi kemahasiswaan. Satu tahun pertama memang saya fokuskan untuk urusan akademik dan adaptasi lingkungan baru. Saat itu saya mendaftar jadi anggota biro humas Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (Higrologi). Sedikit cerita saja, Higrologi ini bukan satu-satunya himpunan di jurusan saya. Aneh? Iya. Singkat cerita Agroteknologi itu merupakan program studi hasil gabungan dari jurusan budidaya, hama penyakit, dan ilmu tanah. So, sampai saat ini ketiga himpunan keprofesian ketiga jurusan itu masih ada. Buat yang bingung atau penasaran boleh komen ya di bawah.

Sampai saat ini saya sudah mengikuti tiga kepengurusan Higrologi. Mulai dari kepengurusan “percobaan” di tahun 2012-2013, kepengurusan 2014 dan kepengurusan 2015 saat ini. Bidang yang saya pegang pun berubah-ubah mulai dari mengurus hal-hal eksternal, internal dan sekarang ekternal lagi.

Tiga tahun bukan waktu yang singkat bagi saya. Perjalannanya sangat panjang. Di sini saya bertemu dengan orang-orang yang memiliki pemikiran hebat dengan beragam. Anugerah bagi saya karena itu pulalah yang membentuk pemikiran dan karakter saya saat ini. Saya belajar banyak hal dari Higrologi. Dari mereka-mereka yang berjuang untuk mempertahankan organisasi ini tetap ada. Dari mereka yang menyisihkan ego demi kepentingan bersama. Dari mereka yang harus dijauhi hanya karena berani berbeda. Dari mereka yang tetap berjalan meski kerikil seolah menusuk alas kakinya.

Perjalan saya di Higrologi tidak pernah mudah.

Saya belajar dari nol, dari titik dimana saya gak tahu birokrasi itu apa sampai sekarang saya bisa mendampingi anggota muda untuk urusan birokrasi. Bahkan waktu 3 tahun bagi saya masih terasa kurang karena kenyataanya masih banyak hal yang saya tidak tahu dan tidak pahami. Bagi saya, perjalanan bersama Higrologi terasa semakin sulit karena benturan ego kami yang ada di dalamnya.

Pernah suatu hari saya berpikir, sebenarnya apa yang membuat saya bertahan hingga tiga tahun di Higrologi? Apa saya terlalu nyaman?

Berhari-hari saya tidak dapat menemukan jawabannya sampai sore hari-hari berikutnya saya terhibur oleh candaan teman-teman di gedung sekretariat kami. Saya gak bisa mendeskripsikannya dengan baik. Rasanya seperti pulang. Setiap kali bertemu dengan mereka, mengobrol dengan mereka, saya benar-benar seperti pulang. Itu pula yang menjadi jawaban saya mengapa selama tiga tahun ini saya tidak pernah pergi.

Untuk saat ini, Higrologi memang hanya himpunan mahasiswa yang masih balita. Himpunan yang dianggap hanya milik sebagain orang. Namun saya selalu berharap Higrologi tumbuh dengan baik dan mampu melaksanakan fungsi dan tugas himpunan mahasiswa itu sebenarnya. Seperti apa yang ketua Higrologi tahun 2014 katakan, “Higrologi adalah benih yang akan menjadi sebuah tanaman. Benih ini akan tumbuh dengan baik jika pelihara dengan baik. Benih ini adalah sumber kehidupan.”

Niat yang baik selalu mendapat jalan bukan? Semoga saja.


 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS